”Bapak kamu tukang boneka yahhh?”
“Kok tahu si?”
“Iya, karena kau telah mendogu dan mendakocankan hatiku”
Mungkin udah sering terdengar lawakan
lawakan berbentuk gombalan seperti itu ditelevisi. Atau mungkin yang lebih
extreme adalah saling lempar tepung sebagai usaha untuk membuat gelak
tawa bagi yang melihatnya. Yaaa itulah trend tontonan komedi zaman sekarang.
Ada OVJ sebagai generasi extravaganza yang dulu tayang di trans tv, ada pula
pesbuker dengan Olga DKK yang hampir tiap sore nongol dengan celotehan
celotehan konyolnya.
Namun kali ini trans7 menyuguhkan
tayangan komedi yang kelihatannya lebih elegant dalam hidangannya, yaitu acara
ILK alias Indonesia Lawak Klub. Udah jelas dari penamaannya saja acara yang
tayang setiap senini sampai jum’at pukul 9 malam ini adalah bentuk acara yang
memparodikan acara ILC yang tayang Di TVONE. ILC (Indonesia Lawyers Club) yang
notabena menyajikan sebuah diskusi membahas dunia politik tanah air, kali ini
harus rela diparodikan oleh acara ILK yang malah mendiskusikan hal yang jauh
dari kata penting. Seperti aslinya, ILK juga berisi untuk membahas hal yang
sedang marak diperbincangkan dikalangan masyarakat yang tentunya menampilkan
panelis panelis handal yang pasti ada yang pro dan kontra. Ngomongin ILC, jelas
didalamnya adalah orang orang dengan intelektual tinggi, jabatan tinggi dan
pasti mempunyai solusi solusi dan pandangan yang rasional dalam setiap
pembahasannya, dengan dikomandoi Carnil Ilyas dan beberapa pemegang jabatan
dari setiap golongan, ILC mantap membahas panasnya masalah yang mucul. Berbeda
dengan ILK yang didalangi Kang Deni Candra yang merupakan komedian senior yang
malah mengarahkan pasukannya untuk mengeluarkan argument argument yang isinya
bikin gelak tawa. Ada Komeng, ada Fitrop, Cak Lontong, Vega, Ronald, dilengkapi
dengan maman sebagai no tulen serta beberapa bintang tamu yang jug bisa
dibilang jago dalam penyampaian materi yang penuh plesetan itu, tak ayal
organisasi perwakilanpun diplesetin sesuai materi dan kebutuhan. Yang jelas
Trans7 udah menyajikan acara lawakan yang bisa dibuilang ‘OK’.
Nampaknya dikalangan masyarakat pada
umumnya mengakui acara ILK jauh mempunyai ratting tontonan lebih tinggi dari
ILC. Karena ILK lebih mampu memberikan hal positif meski ”menyelesaikan masalah
tanpa solusi”, tapi yang jelas mampu membuat penonton tertawa. Berbeda dengan
ILC yang terlihat hanya tontonan membosankan. Politik emang penting disimak,
tapi apa dampak nyata untuk rakyat ?. Percuma argument yang dikeluarkan bagus
dan seolah membela kepentingan rakyat banyak, tapi bentuk realisasinya nihil.
Nampaknya satu hal yang patut
digambarkan dalam bentuk emot “senyum” yang agak sinis, ketika ngomongin ILC.
ILK setidaknya mampu bikin penonton tertawa.
ILC pun setidaknya bikin penonton senyum dengan pembelaan nyata.
Selamat nonton ILK_episode ”GILA CINTA,
CINTA GILA”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar